Bagi kamu yang sedang berada disemester puncak dan sebentar lagi mau menyelesaikan studi perkuliahannya di universitas, pasti kamu ngebet banget mengenakan busana yang satu ini, yakni toga, merupakan sebuah impian dan harapan mendalam yang setelah sekian lama menikmati perjalanan hidup suka maupun duka sebagai anak kost'an. :) Sebelum mengenakannya, penulis ingin bercerita sedikit nih mengenai asal mula dan makna dari toga itu sendiri.
Asal Mula
Toga asal mulanya dari pakaian ala romawi berasal dari bahasa latin yakni tego yang berarti penutup. Meskipun biasanya dikaitkan dengan bangsa Romawi, toga sebenarnya berasal dari semacam jubah yang dikenakan oleh pribumi Italia, yakni bangsa Etruskan yang hidup di Italia sejak 1200 SM. Toga merupakan busana orang-orang Romawi berupa sehelai mantel wol tebal yang dikenakan setelah mengenakan cawat atau celemek. Toga dilepas apabila pemakainya berada di dalam ruangan atau apabila melakukan pekerjaan berat di ladang, namun toga dianggap sebagai satu-satunya busana yang pantas bila berada di luar ruangan.
Seiring berlalunya waktu, gaya berbusana pun berganti. Bangsa Romawi mengadopsi baju (tunica, atau khiton dalam bahasa Yunani) yang dikenakan orang-orang Yunani dan Etruskan, membuat toga menjadi makin berisi, sehingga lilitannya perlu agak dilonggarkan bila dikenakan. Akibatnya toga menjadi tidak berguna dalam aktivitas-aktivitas yang memerlukan kegesitan, misalnya dalam perang. Oleh karena itu toga digantikan oleh sagum (mantel wol) yang lebih ringan dalam semua kegiatan militer.
Di masa-masa damai sekalipun toga akhirnya tergeser oleh laena, lacerna, paenula, dan macam-macam mantel berkancing atau tertutup lainnya. Meskipun demikian, toga tetap menjadi pakaian sidang kekaisaran sejak sekitar tahun 44 SM. Namun, seiring berjalannya waktu, pemakaian toga untuk busana sehari-hari mulai ditinggalkan. Tapi tidak berarti toga lenyap begitu saja. Setelah bentuknya dimodifikasi jadi semacam jubah, derajat toga justru naik menjadi pakaian seremonial,salah satunya wisuda.
Makna dari Toga
a. Jubah Hitam Toga
Bukan tanpa alasan, jubah toga berwarna hitam, seperti yang kita tahu, hitam sering diidentikkan dengan hal yang misterius dan gelap. Nah, misteri dan kegelapan inilah yang harus dikalahkan sarjana, dengan memakai warna hitam diharapkan para sarjana mampu menyibak kegelapan dengan ilmu pengetahuan yang selama ini didapat, warna hitam juga melambangkan keagungan. Oleh karena itu, selain sarjana, hakim dan sebagian pemuka agama juga menggunakan warna ini sebagai jubahnya.
b. Persegi pada Topi Toga
Makna dari sudut-sudut tersebut pada topi toga melambangkan bahwa seorang sarjana dituntut untuk berpikir rasional dan memandang segala sesuatu dari berbagai sudut pandang. Jangan sampai status sudah sarjana tapi pikirannya masih sempit.
c. Kuncir Tali Toga
Pada acara puncak wisuda, kita mungkin bertanya-tanya, kenapa ya kuncir tali di topi toga dipindah dari kiri ke kanan? Kuncir tali toga yang semula berada di kiri bermakna otak kiri lebih banyak digunakan semasa kuliah. Nah, dengan dipindah ke kanan, maksudnya agar para sarjana tidak hanya menggunakan otak kiri saja setelah lulus, namun juga otak kanan yang berhubungan dengan kreativitas, imajinasi, dan inovasi.
Filosofi lainnya, kuncir tali di topi toga melambangkan tali pita pembatas buku. Dengan pindah tali, diharapkan para wisudawan terus membuka lembaran buku baru supaya ilmunya tidak stagnan. Mentang-mentang udah sarjana,ga lantas berhenti belajar dong.. :)
Sumber:
Sumber: